Di daerah
Blora, Jateng ada satu rimba yang bernama Alas Bonggan. Rimba itu konon telah
ditempati banyaknya sekali makhluk tidak kasat mata dengan kemampuan yang lebih
dari manusia jadi makhluk prima. Karna ada keyakinan mengenai hal mistis dan
peristiwa – peristiwa aneh sesuai sama itu, sekarang ini daerah sekitaran Alas
Bonggan disalah pakai jadi tempat ritual pesugihan.
Di mana
beberapa orang yang berbondong – bondong membawa sesaji dan peralatan yang lain
supaya memperoleh kekayaan dengan instan, ada juga sebagian yang memahami
pengetahuan hitam di sana. Dalam ritual pesugihan, umumnya orang itu memerlukan
tumbas atau bila tidak demikian memerlukan satu prasyarat jadi bentuk
pengorbanan. Tumbal ada berbagai – jenis, dari mulai tumbas hewan hidup, tumbal
kepala hewan yang telah disembeli, hingga tumbal manusia. Bahkan juga banyak
narasi orang-orang kalau tumbal manusia mesti dari anggota keluarga.
Banyak
orang-orang yang yakin kalau Alas Bonggan yaitu satu kerajaan gaib yang begitu
besar, kerajaan itu yaitu kerjaan punya dari makhluk tidak kasat mata seperti
Jin. Serta masyarakat dari kerajaan yang besar tersebut yang bertanggungjawab
pada semuanya peristiwa aneh berbau mistis yang berlangsung disekotar Alas
Bonggan.
Banyak yang
menceritakan kalau kehidupan pada kerajaan gaib itu serupa sama seperti
kehidupan manusia, tetapi di sana tehnologi lebih modern sekali lagi. Arti dari
kehidupan yang serupa persis yaitu, dikisahkan kalau Jin pada kehidupannya juga
seperti manusia. Mereka juga memiliki rasa lapar dan capek. Saat mereka lapar,
mereka juga akan bercocok tanam serta memasak. Saat mereka capek, mereka juga
akan beristirahat dan tidur.
Pada
kerajaan Jin juga ada strata social seperti manusia, di sana ada Jin kaya dan
Jin miskin. Tehnologi yang modern dikisahkan kalau mereka memiliki gedung yang
lebih tinggi dari yang manusia miliki. Banyak pula gedung – gedung yang
melayang-layang tidak ada penyangga dibawahnya. Kendaraan yang pada Jin gunakan
sangat berlainan dengan manusia yang memakai bahan bakar fosil.
Narasi itu
mengedar dengan turun temurun sepanjang sebagian generasi. Terkecuali ada
narasi rakyat sesuai sama itu, ada peristiwa yang memperkuat narasi – narasi orang-orang
yang telah ada mulai sejak zaman dulu. Satu diantara peristiwa aneh itu yaitu
yang dihadapi oleh penumpang bus Pahala Kencana.
Narasi dari
penumpang bus itu kalau waktu itu bus Pahala Kencana tengah berada di lajur
Juwana menuju kea rah Rembang. Ditengah perjalanan bus itu nyaris terjerat
macet, hingga bus Pahala Kencana itu punya niat untuk mencari jalur alternative
dengan mengubah arah menuju ke jalur Jaken.
Ditengah
perjalanan pada jalur Jaken, bus alami slip pada ban sisi belakang hingga mobil
susah untuk maju. Pada akhirnya bus mengambil keputusan untuk mundur perlahan –
perlahan. Barusan bisa sebagian mtr. dari tempat slip, bus itu menghantam suatu
hal yang ada di belakang bus. Karna hantaman itu, bus berhenti serta mesin tiba
– tiba mati.
Sopir bis
yang penasaran dengan apa yang baru saja ditabrak, pada akhirnya sopir menuju
ke belakang bus untuk lihat. Kaget bukanlah kepalang saat sopir dan kernet itu
buka pintu bus, nyatanya sekarang ini bus telah ada ditengah rimba yang rimbun
serta tak ada jalan yang cukup untuk dilalui satu bus.
Hingga
sekarang ini belumlah ada kejelasan dengan logika serta ilmiah bagaimana
mungkin saja bus Pahala Kencana sebesar itu dapat masuk dalam rimbunnya rimba
tidak ada goresan atau tabrakan dengan pohon meskipun.
EmoticonEmoticon